Dewi Ekasari Kusumastuti

Buat Lencana Anda Dewi- Pinky Blog: Analisis kasus dengan menggunakan penguatan positif maupun negatif

PLB 2009

PLB 2009
KKL Jakarta-Bandung

Senin, 09 Januari 2012

Analisis kasus dengan menggunakan penguatan positif maupun negatif



Kasus yang diambil adalah kasus atau masalah anak usia  6 tahun yang memiliki kebiasaan memanipulasi orang dewasa. Sedangkan pengertian manipulasi adalah sebuah proses rekayasa dengan melakukan penambahan, pensembunyian, penghilangan atau pengkaburan terhadap bagian atau keseluruhan sebuah realitas, kenyataan, fakta-fakta ataupun sejarah yang dilakukan berdasarkan sistem perancangan sebuah tata sistem nilai, manipulasi juga dapat diartikan sebagai bagian penting dari tindakan penanamkan gagasan, sikap, sistem berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu. Sumber lain menyebutkan bahwa manipulasi adalah mengerjakan sesuatu dng menggunakan tangan; mengatur (mengerjakan) dengan cara yang pandai sehingga dapat mencapai tujuan yg dikehendaki; berbuat curang misalnya memalsu surat-surat, menggelapkan barang, dsb    
Contoh kasus memanipulasi orang dewasa yang dilakukan oleh anak dengan kisaran usia antara 6-10 tahun misalnya :
Budi menginginkan sebuah mainan mobil-mobilan, dia merenge-rengek kepada Ibunya agar Ibunya mau memblikan mainan.,tetapi Ibunya tidak menuruti keinginan Budi karena Ibunya tidak punya uang, Budi menangis  dan berteriak-teriak agar keinginannya terpenuhi.
Dari kasus pertama dapat disimpulkan bahwa :
A (antecedent) adalah menginginkan sebuah mainan.
B (behavior) adalah merengek-rengek kepada Ibu
C (consequent) adalah menangis dan berteriak-teriak.
Target behaviornya adalah agar anak dapat memahami bahwa tidak semua keinginan dapat dipenuhi dengan seketika, selain itu diharapkan anak sadar bahwa tindakan berteriak-teriak dan menangis bukan  jalan yang baik untuk mendapatkan sesuatu.
Pengguatan yang digunakan adalah bisa secara positif atau negative,penguatan secara negative bisa dilakukan dengan cara :
a.    Mengabaikan keinginan anak
b.    Membiarkan anak menangis dan berteriak-teriak sekuat tenaga dengan harapan ia akan kelelahan dan sadar jika perbuatannya itu perbuatan yang sia-sia untuk dilakukan untuk mendapatkan sesuatu.
Penguatan positive diberikan pada anak saat ia berhenti menangis dan berteriak-teriak. Penguatan positive ini dapat berupa penguatan verbal dan non verbal untuk mengaburkan keinginannya membeli mainan saat itu. Penguatan verbal biasanya menggunakan kata-kata seperti pujian,pengharagaan dll.Misal : Adik ganteng kalau diam, adik manis kalau tidak rewel dll. Penguatan non verbal  dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
Penguatan gerak isyarat, misalnya anggukan, senyuman, acungan jempol ,wajah cerah dll.
Bentuk penguatan positive dan negative ini disesuaikan dengan kondisi anak tersebut.
Penerapan pengukuhaan menggunakan prinsip
a.    Pengukuhan dilakukan seketika setelah anak melakukan tindakan negative.
Pengukuhan (baik negative maupun positive) akan lebih efektive jika dilakukan seketika setelah perilaku itu timbul.
b.    Pemilihan pengukuhan yang tepat.
Pengukuhan yang tepat dalam kasus ini adalah berupa pelukan dan pujian saat anak berhenti berteriak dan menangis. Hal ini dilakukan untuk menenangkan hati anak dan juga untuk menjelaskan bahwa ibu menyayangi anak sekaligus menjelaskan alasan kenapa ibu tidak membelikan mainan dan mungkin janji untuk membelikannya lain waktu.
c.    Mengatur kondisi situasional.
Pengaturan kondisi dan situasi dilakukan agar perilaku yang mendapat pengukuhan berulang pada saat dan tempat yang tepat. Ini bertujuan agar anak dapat mengerti perilaku yang tepat pada situsai yang tepat pula.
d.   Menentukan kuantitas pengukuh
Pengukuh yang tepat untuk anak 6-10 tahun dalam kasus ini adalah pelukan, pujian dan makanan untuk mengalihkan perhatian anak. Jumlahnya tergantung pada tingkat perilaku yang ditunjukkan oleh anak.
e.    Memilih kualitas pengukuh.
Pemilihan pengukuh memang penting. Untuk anak usia itu, pelukan, senyuman dan makanan adalah hal yang menarik untuk dijadikan pengukuh asalkan diberikan dalam porsi yang pas pada saat tertentu pula.
f.     Memberi sampel pengukuh.
Sampel pengukuh digunakan untuk menghindari kecurigaan pada pengukuh yang baru dikenal.
g.    Menanggulangi pengaruh saingan
Pengaruh saingan sering didapat dari lingkungan bermain (teman sebaya). Untuk usia anak sekolah dasar, pengaruh itu begitu besar. Dengan pemberian penguatan positive yang terus menerus, diharapkan anak tak selalu mengikuti teman sebayanya dalam berbagai hal yang tak bermanfaat.
h.    Mengatur jadwal
Pemberian pengukuhan dalam kasus ini dilakukan jika anak melakukan hal negative yang sama untuk mendapatkan sesuatu yang ia inginkan  dari orang dewasa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar